Helaran Mengmleng Warisan Budaya Ciamis Yang Unik
visitciamis.com – Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kaya dengan berbagai kesenian helaran atau karnaval, yang khas dan unik di antaranya yaitu Bebegig Sukamantri, Ebeg lakbok dan Helaran Mengmleng, yang berasal dari Desa Winduraja, Kecamatan Kawali.
Mengmleng Winduraja ini memiliki ciri khas kepala maung Lodaya, sedangkan badan menggunakan motif maung lodaya yang telah diguanakan turun temurun sejak Pangeran Mahadikusumah Jaman Prabu Maharaja Sakti Kerajaan Sunda. Kemudian dikemas dengan ukuran besar dengan kostum maung dengan ketinggian sekitar 2 meter.
Kesenian ini biasanya ditampilkan dalam berbagai kegiatan besar, seperti Hari Jadi Ciamis, Galuh Ethnic Carnival, terakhir pada Kirab Budaya HUT Ciamis Ke-381. Kesenian ini dimainkan oleh satu orang kemudian, diiringi musik tradisi dan bergerak mengikuti alunan musik. Bentuknya yang tinggi biasa menjadi daya tarik para penonton.
Mengmleng ini dalam bahasa Sunda artinya ucing gede (kucing besar). Sebetulnya kreasi Mengmeleng terinspirasi dari barongsai, kalau yang asli itu bisa ditunggangi. Kepala Mengmleng atau maung lodaya asli masih tersimpan dan terjaga, namun jarang digunakan dan hanya diperlihatkan pada acara tertentu saja.
Mengmleng ini dulunya ditunggangi oleh Prabu Maharaja saat dikhitan. Menurutnya untuk menunggangi Mengmleng ini tidak boleh sembarang orang, hanya keturunan Raja Galuh yang dapat menungganginya. Sampai saat ini masih dipercaya memiliki kekuatan magis.
Jadi mengmleng tidak boleh asal ditunggangi, kalau bukan keturunan Raja Galuh yang menungganginya bisa sakit. Beberapa waktu lalu sempat terjadi, orang sakit tidak bisa berjalan setelah menunggangi Mengmleng sambil bercanda.
kesenian Mengmleng ini bisa masuk dalam WBTB atau warisan budaya tak benda. Sebab, ini merupakan jenis kesenian buhun dari Kawali Ciamis yang masih terjaga keasliaanya hingga sekarang.